Beritaremaja.com – Dalam menghadapi gelombang kedua pandemi COVID-19, para pebisnis disarankan untuk melakukan tindak antisipasi. Tujuannya, tidak lain agar bisnis atau usaha yang dijalankannya tetap bertahan selama pandemi COVID-19. Atas dasar itulah melalui artikel berikut akan kami informasikan tentang cara pebisnis mengantisipasi gelombang kedua Pandemi COVID-19 yang penting untuk Anda tahu.
Meskipun saat ini beberapa negara, tak terkecuali Indonesia telah memberlakukan era new normal, atau normal baru, tetapi pada kenyataannya ancaman gelombang kedua COVID-19 tak bisa dihindarkan. Gelombang kedua pandemi COVID-19 dilatarbelakangi karena negara tidak bisa disiplin dalam menerapkan pembatasan sosial (lockdown). Sudah pasti yang demikian akan berdampak pada para pebisnis.
Cara Pebisnis Mengantisipasi Gelombang Kedua Pandemi COVID-19
Ada beberapa hal yang penting untuk diperhatikan saat gelombang kedua pandemi COVID-19 benar – benar menjadi ancaman, antara lain :
- Aturan pembatasan sosial akan lebih diabaikan
- Ketakutan terhadap ancaman tertularnya COVID-19 menjadi lebih besar
- Sentimen global mengalami penurunan lebih cepat
- Lay off menjadi lebih besar
- Jumlah kasus positif COVID-19 menjadi lebih besar
Pastinya yang demikian menjadi pemicu utama para pebisnis untuk lebih aware lagi dan terus menerapkan crisis plan hingga di akhir penghujung tahun nanti. Dan berikut ini adalah cara pebisnis mengantisipasi gelombang kedua pandemi COVID-19.
Cek Seberapa Jatuhnya Finansial Bisnismu
Cara pebisnis mengantisipasi gelombang kedua pandemi COVID-19 pertama adalah mengecek seberapa jatuhnya finansial atau keuangan bisnismu. Ini penting untuk menentukan seberapa besarnya bisnismu terkena dampak pada gelombang pertama COVID-19. Untuk mengetahuinya mudah sekali, yakni dimulai dengan angka – angka. Sayangnya, Anda tidak memiliki angka – angka yang pasti? Tak perlu khawatir, silakan manfaatkan saja laporan arus kas, laporan keuntungan dan kerugian baru – baru ini, dan lain sebagainya.
Jika sudah, silakan coba buat perbandingkan dengan angka di tahun lalu, apabila memang tidak ada maka bandingkan saja dengan industri serupa dengan skala yang sama. Lihat seberapa terdampaknya bisnismu. Meskipun kebanyakan bisnis mengalami kerugian, masih ada kemungkinan bahwa kerugian yang dihadapi tidak seburuk seperti yang Anda pikirkan. Selain itu, Anda juga perlu mempertimbangkan mengenai jalan lain dimana bisnismu paling terpengaruh.
Misalnya, apabila bisnismu sempat mengurangi jumlah anggaran beriklan dan pemasaran, juga beberapa pelanggan mulai bermigrasi ke kompetitor karena bisnismu tidak terlalu akhir, maka kini saatnya untuk mempertimbangkan kembali untuk sesuaikan kebijakan anggaran. Tujuannya, agar tidak terlalu jauh kehilangan calon pelanggan potensialmu.
Menyesuaikan Perencanaan Bisnis
Modal bisnis yang diterapkan pada gelombang pertama pandemi COVID-19 ternyata bekerja dengan baik, tapi apa ini akan terus berlanjut hingga gelombang kedua pandemi COVID-19? Ketahui juga, apa cara yang sudah Anda terapkan benar – benar mampu memaksimalkan jalannya bisnis?
Misalnya, jika sebelumnya Anda masih mengandalkan cara marketing parsial antara bisnis offline dan online, mungkin di gelombang kedua pandemi COVID-19 Anda bisa merencanakan bisnis full online. Ini diharapkan mampu mempersiapkan bisnismu ke era digital. Jangan lupa untuk melihat apa yang sebelumnya bekerja dengan optimal dan lihat bagian mana saja yang bisa disesuaikan, atau ditingkatkan agar lebih kompetitif. Lakukan peninjauan kembali tujuan bisnis agar tetap realistis.
Ketahui Apa Bisnismu Butuh Tambahan Dana
Pada saat Anda mendapati sebuah bisnis mulai kehabisan modal di gelombang pertama COVID-19, maka Anda perlu mempertimbangkan kembali apa bisnis Anda benar – benar membutuhkan pinjaman modal yang perlu didapatkan. Misalnya, jika bisnis Anda tidak ingin merumahkan pegawai selama pandemi COVID-19, pada gelombang pertama mungkin bisnis akan berhasil. Namun profit bisnis akan mengalami penyusutan dan penurunan dari waktu ke waktu.
Namun sebelum itu, pastikan untuk memikirkan pro dan kontra pada saat akan melakukan pinjaman modal bisnis. Alasannya, sebuah bisnis juga perlu memiliki penyajian laporan keuangan yang sehat dan baik. Dengan begitu pengajuan modal bisnismu diterima oleh peminjam modal legal dan terpercaya.
Tetap Ada di Jalur Rencana Manajemen Krisis
Cara pebisnis mengantisipasi gelombang kedua pandemi COVID-19 yang selanjutnya adalah dengan tetap pada jalur perencanaan manajemen krisis sampai akhir tahun nanti. Ya, selama pandemi COVID-19, tiap – tiap perusahaan pastinya akan melakukan manajemen resiko, misalnya dengan merubah strategi bisnis selama pandemi COVID-19 dan mengubah pengelolaan sumber daya, hingga merubah produk yang akan ditawarkan pada konsumen.
Meskipun demikian, Anda tidak disarankan untuk menanggalkan strategi manajemen krisis di gelombang pertama. Sebagai pelaku bisnis Anda tetap harus menerapkannya hingga akhir tahun, atau bahkan sampai situasi benar – benar kondusif seperti semula. Cara antisipasi gelombang kedua virus corona ini juga diterapkan oleh perusahaan sekelas Google dan Twitter. Tapi sayangnya, ada sekitar 42% Chief Finance Officer ternyata masih belum mempersiapkan atau bahkan merencanakan strategi bisnis untuk antisipasi gelombang kedua pandemi COVID-19.
Meskipun demikian, akan lebih baik dan bijak lagi jika Anda terus menyiapkan strategi manajemen bisnis paling jitu sekurang – kurangnya sampai akhir nanti.
Lebih Peka Terhadap Konsumen
Agar sebuah bisnis dapat bertahan selama pandemi COVID-19, tentu saja sebagai pemilik dan pendiri sebuah perusahaan Anda harus lebih peka lagi terhadap konsumen. Tidak jauh berbeda seperti strategi bisnis di gelombang pertama pandemi COVID-19, strategi antisipasi krisis lanjutan pun tetap harus ada di jalan yang sama, yakni fokus pada konsumen.
Ini dilakukan tidak lain untuk meningkatkan retensi konsumen yang sudah ada. Pastinya hal tersebut menjadi sangat penting, mengingat akan sulit mencari maupun menambah konsumen baru di tengah pandemi COVID-19 yang melanda, bahkan apabila terjadi second wave of pandemic. Untuk melakukannya sebenarnya tidak sulit, Anda bisa mulai melakukan pendekatan dengan menjaga loyalitas dengan memberikan pra dan purna jual yang baik dan berkualitas. Jangan lupa untuk menyisipkan indikasi kebutuhan konsumen pada produk yng ditawarkan.
Mengantisipasi Lewat Manajemen Cash Flow
Cash flow menjadi sangat penting dalam sebuah bisnis, oleh karenanya Anda harus lebih cermat lagi dalam memperhatikan arus kas yang terjadi selama pandemi COVID-19 dan recovery untuk antisipasi terjadinya gelombang kedua. Seperti yang diketahui, arus kas berfungsi sebagai prediksi jumlah dan ketidakpastian yang mungkin terjadi di masa yang akan datang. Oleh karenanya, pengelolaan arus kas jarus lebih diperhatikan dengan baik sebagai langkah yang lebih preventif lagi apabila terjadi gelombang kedua pandemi COVID-19.
Mengurangi SKU atau Stock Keeping Unit
Hal lain yang tidak kalah pentingnya untuk diperhatikan dalam menghadapi gelombang kedua pandemi COVID-19 nanti adalah mengurangi SKU. SKU sendiri bisa dikatakan sebagai diferensiasi sebuah produk. Dimana dalam manajemen persediaan, SKU bisa diidentifikasikan sebagai nomor seri, tipe produk, dan warna produk. Dengan mengurangi SKU, berarti menghemat biaya produksi dan mengefektifkan kembali manajemen persediaan.
Digitalisasi Manajemen Persediaan
Penting bagi tiap pebisnis untuk melakukan digitalisasi end to end saat krisis pandemi COVID-19. Artinya, mulai dari pengelolaan keuangan hingga manajemen persediaan sudah seharusnya dilakukan secara otomatis, atau digital. Nah, salah satu cara yang bisa Anda terapkan adalah menggunakan software ERP atau akuntansi yang biasanya disematkan sebagai fitur manajemen persediaan.
Demikian informasi seputar cara pebisnis mengantisipasi gelombang kedua pandemi COVID-19. Semoga bermanfaat.