Beritaremaja.com – Ada banyak sekali kontroversi yang berhubungan dengan MSG atau micin terhadap kesehatan tubuh seseorang. Pernah diklaim juga bahwa salah satu jenis bahan masakan tersebut bisa menyebabkan asma, sakit kepala, dan bahkan kerusakan otak.
Sehingga pantas saja banyak orang membuat lelucon tentang “generasi micin” yang biasanya mengacu pada autisme dan kebodohan.
Tetapi di sisi lain, penggunaan MSG atau micin ini sudah diteliti dan dianggap aman, bahkan oleh Administrasi Makanan dan Obat-obatan atau FDA. Tetapi tentunya dengan batas penggunaan yang masih normal dan wajar.
MSG sendiri merupakan kependekan dari Monosodium Glutamat, yaitu sejenis aditif makanan umum yang digunakan sebagai penambah cita rasa dari makanan. MSG berasal dari asam amino glutamate atau asam glutamic yang merupakan salah satu asam amino paling melimpah di alam.
Asam Glutamik sendiri termasuk ke dalam asam amino non-esensial, artinya tubuh anda pun pada dasarnya mampu memproduksinya secara mandiri, dimana berguna dalam melayani berbagai macam fungsi di tubuh anda dan ditemukan di hampir di seluruh jenis makanan.
Bahan makanan aditif ini sangat begitu popular di berbagai macam makanan terproses di Barat dan makanan Asia terutama Indonesia. Asupan rata-rata per hari dari micin ini melalui makanan adalah berkisar antara 0.55-0.58 gram di Amerika dan Inggris, serta 1.2-1.7 gram di Jepang dan Korea.
Angka tersebut menunjukkan bahwa begitu populernya micin digunakan dalam berbagai macam masakan di dunia.
Apakah Berbahaya Mengkonsumsi Micin?
Asam glutamate berfungsi sebagai neurotransmitter di otak anda yang bertugas untuk merangsang sel-sel saraf untuk menyampaikan sinyalnya. Alasan kenapa micin bisa berbahaya adalah karena beberapa orang mengklaim bahwa MSG dapat menyebabkan kelebihan glutamate di otak dan stimulasi sel-sel saraf yang berlebihan.
Bahkan tak jarang dari mereka yang percaya bahwa MSG termasuk ke dalam eksitotoksin. Ketakutan akan MSG lahir pada tahun 1969 dimana terdapat sebuah penelitian yang menyuntikkan dosis besar MSG ke dalam tikus yang baru lahir, dan kemudian menyebabkan efek neurologis yang sangat berbahaya.
Memang benar jika kelebihan aktivitas glutamate di otak anda akan menyebabkan kerusakan, dan dosis besar dari MSG dapat meningkatkan kadar glutamat dalam darah anda.Bahkan dalam sebuah penelitian menemukan bahwa dosis besar dari MSG berefek pada menigkatnya kadar darah hingga 556%.
Tetapi untungnya, asupan glutamat dalam jumlah kecil tentunya memiliki sedikit atau bahkan tidak memiliki efek sama sekali terhadap otak anda, dikarenakan tidak mampu melewati pembatas darah dalam otak dalam jumlah besar.
Jadi, secara keseluruhan tidak adanya bukti kuat mengenai MSG yang bertindak sebagai eksitotoksin jika dikonsumsi dalam jumlah yang normal, seperti layaknya rata-rata konsumsi orang Jepang dan Korea di atas.
Beberapa Orang Mungkin Merasa Sensitif
Beberapa orang mungkin akan mengalami efek samping dari mengkonsumsi MSG. Kondisi ini yang kemudian disebut sebagai Sindrom Restoran Cina, atau gejala MSG kompleks.Adapun gejala-gejala dari sindrom ini meliputi sakit kepala, otot tegang, mati rasa, kesemutan, lemah dan memerah.
Dosis ambang batas yang memunculkan gejala-gejala tersebut adalah sekitar 3 gram per sekali makan. Tetapi perlu diingat bahwa jumlah 3 gram sendiri sudah dianggap dosis yang tinggi mengingat jumlah tersebut sekitar 6 kali lebih banyak dari rata-rata asupan MSG harian di Amerika Serikat.
Tidak jelas mengapa gejala ini bisa terjadi, tetapi beberapa peneliti berspekulasi bahwa terlalu banyak mengkonsumsi MSG dapat memungkinkan sejumlah kecil asam glutamat melewati pembatas darah dalam otak dan berinteraksi langsung dengan neuron, sehingga menyebabkan pembengkakan dan luka di otak.
Beberapa yang lainnya mengaku terkena serangan asma setelah mengkonsumsi micin. Dalam sebuah penelitian yang melibatkan 32 orang, sebanyak 40%-nya mengalami serangan asma setelah mengkonsumsi MSG dalam jumlah besar. Tetapi penelitian sejenis yang dilakukan setelahnya tidak menemukan keterkaitan apapun antara MSG dan asma.
Sehingga MSG atau micin sebagai penyebab asma masih begitu samar-samar dan membutuhkan penelitian lebih lanjut lagi.
Dampak Terhadap Cita Rasa dan Asupan Kalori
Seperti yang kita tahu bahwa beberapa makanan cenderung lebih mampu mengenyangkan. Sehingga jika anda mampu memilih makanan yang tepat (seperti menghindari camilan atau junk food), maka kemungkinan besar anda akan mampu menghindari asupan kalori berlebih sehingga berefekterhadapmenjaga berat badan anda.
Kabar baik bagi para pecinta micin, ternyata terdapat beberapa bukti bahwa MSG mampu membuat anda merasa jauh lebih kenyang setelah makan. Pernyataan ini didukung oleh sebuah penelitian yang menunjukkan bahwa orang-orang yang mengkonsumsi sup yang dibumbui oleh MSG mampu mengkonsumsi lebih sedikit kalori pada asupan makanan berikutnya.
Rasa umami pada MSG mampu menstimulasi reseptor pada lidah dan saluran pencernaan anda, sehingga memicu pelepasan hormon pengatur nafsu makan.
Tetapi terdapat pula penelitian lain yang memberikan hasil sebaliknya. Jadi, alangkah baiknya untuk tidak bergantung pada MSG saja jika ingin menjaga asupan makanan tetap terjaga.
Efeknya Terhadap Kondisi Kesehatan Tertentu
Di Negara Cina sana, meningkatkan asupan MSG atau micin telah dikaitkan secara nyata dengan bertambahnya berat badan pada seseorang, dimana mereka mengkonsumsi micin rata-rata hingga 2,2 gram per harinya.
Tak berhenti sampai di sana, dalam uji coba terkontrol pada manusia menemukan juga bahwa MSG beresiko meningkatkan tekanan darah dan frekuensi seseorang terkena sakit kepala dan mual. Meskipun begitu, efek ini terjadi ketika seseorang mengkonsumsi terlalu banyak micin dalam satu waktu.
Perlukah Khawatir Mengkonsumsi Micin?
Seperti yang sudah dipaparkan secara gamblang di atas bahwa terdapat banyak sekali kontroversi antara satu penelitian dengan penelitian yang lainnya. Sangat penting sekali melakukan lebih banyak riset dan studi terhadap bahan masakan yang satu ini.
Tetapi jika anda telah mengkonsumsi micin selama bertahun-tahun dan tidak merasakan efek negatif apaun, itu artinya anda mengkonsumsi micin tersebut dalam jumlah yang wajar dan tubuh anda cenderung tidak sensitive terhadap MSG.
Dengan begitu, tergantung siapa dan bagaimana anda mengkonsumsi micin tersebut, karena bisa saja berubah menjadi neurotoksin jika tidak diatur penggunaannya. Jika anda masih mampu mengkonsumsinya dalam jumlah yang wajar, maka efek buruk dari MSG masih bisa dihindari.
Tetapi jika tubuh anda memiliki reaksi negatif terhadap makanan yang dibumbui oleh micin meskipun hanya sedikit saja, itu artinya tubuh anda benar-benar sensitif dan disarankan untuk segera menghindarinya secara total.
Perlu diketahui juga bahwa MSG paling banyak ditemukan di dalam makanan terproses, yang mana merupakan termasuk makanan berkualitas rendah. Makanan jenis ini juga bisa memberikan efek negatif lainnya terhadap kesehatan anda, dan malah telah dikaitkan dengan beberapa penyakit dan kondisi kesehatan yang sangat mengerikan.
Tetapi jika anda mengkonsumsi MSG atau micin tersebut dari makanan yang layak dan penuh gizi, serta diimbangi dengan asupan sayuran serta buah-buahan dan dengan pola hidup yang sehat, maka anda pun tidak perlu khawatir terkena efek samping dari bahan makanan yang memiliki cita rasa yang memukau ini.